Jumat, 21 Desember 2012

laporan management agribisnis peternakan from solo

                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Manajemen agribisnis adalah seperangkat keputusan untuk mendukung proses agribisnis, mulai dari keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, hingga evaluasi kegiatan agribisnis. Penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam agribisnis berbeda dengan dengan penerapan dalam bisnis. Perbedaan tersebut didasarkan pada banyaknya karakteristik khusus usaha, skala usaha, jenis komoditas, dan variasi-variasi lainya yang terdapat pada agribisnis. Jenis usaha yang dikunjungi merupakan jenis perusahaan ayam petelur, dimana manajemennya.
Berdasarkan macam kegiatan yang ada pada agribisnis peternakan, maka manajemen agribisnis usaha tani ternak dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu : manajemen produksi dalam usaha produksi peternakan, manajemen produksi dalam usaha penanganan dan pengolahan produk peternakan, menejemen pemasaran dan distribusi produk, manajemen resiko, manajemen tekhnologi, dan manajemen kelembagaan pendukung agribisnis.
Perusahaan ayam petelur merupakan salah satu komoditas usaha yang cukup tinggi di indonesia, dengan ketersediaan bahan-bahan yang ada seperti pembibitan, DOC, pakan dan lahan yang memadai, membuat banyak peternakan ayam petelur diindonesia, namun peternakan tersebut masih peternakan tradisional dan sistem manajemennya masih belum tertata, dengan adanya praktikum manajemen agribisnis peternakan ini agar mampu memahami dan mengerti manajemen yang baik agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan sesuai harapan.
1.2.   Tujuan
1.      Mengetahui kondisi dari suatu peternakan, khususnya ayam ras petelur.
2.      Mengetahui sistem menajemen yang digunakan dalam suatu perusahaan.
3.      Mengetahui peluang agribisnis dari peternakan.
4.      Mengetahui sistem hulu dan hilir agribisnis peternakan.
5.      Mengetahui sistem pemasaran dan lembaga penujang agribisnis peternakan.
1.3.   Waktu dan Tempat
Praktikum manajemen agribisnis dilakukan pada Sabtu, tanggal 8 Desember 2012, pukul 08.00 – 11.00. Perusahaan yang dikunjungi adalah CV. THR FARM, Solo.



























                                                                                                            II.            PROFIL AGRIBISNIS CV. THR FARM

Konsep “perusahaan dan sistem agribisnis” terdiri atas subsistem agribisnis hulu (perusahaan pengadaan dan penyaluran sarana produksi), subsistem agribisnis tengah (perusahaan usahatani), subsistem agribisnis hilir (perusahaan pengolahan hasil atau agroindustri dan perusahaan pemasaran hasil), serta subsistem jasa penunjang (lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan pelayanan informasi agribisnis, penelitian kaji tetap, kebijakan pemerintah, dan asuransi agribisnis) perusahaan atau lembaga bisnis. Perusahaan agribisnis harus dapat bekerja secara efisien, selain itu juga diperlukan hubungan kebersamaan dan saling ketergantungan dalam suatu sistem untuk lebih meningkatkan efisiensi usaha dan mencapai tujuan agribisnis (Ismy, 2012).
2.1.   Gambaran Sistem Hulu Agribisnis Peternakan
Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) adalah kegiatan ekonomi yang menyediakan saran produksi bagi pertanian, seperti industry dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dan lain-lain), industry agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih atau bibit (Hanafi, 2012).
Subsistem agribisnis hulu menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi ternak, yang pada prinsipnya mencakup kegiatan: perencanaan dari sarana produksi ternak, teknologi, sumberdaya, agar penyediaan sarana produksiternak memenuhi kriteria-kriteria :
·         Tepat waktu
·         Tepat jumlah
·         Tepat jenis
·         Tepat mutu
·         Tepat produk
·         Terjangkau oleh daya beli (Edy, dkk, 1998).
2.1.1.      Ketersediaan Bibit
Bibit yang digunakan pada peternakan CV. THR Farm didapat dari Banten. Peternakan CV. THR Farm membeli bibit DOC ayam petelur jenis Hyline yang harganya sekitar Rp 7.000,00/ekor. Pembelian bibit ini, memiliki keunggulan maupun kekurangan. Keunggulannya adalah bibit jenis Hyline lebih cocok dikembangbiakan di daerah Solo dikarenakan iklim dan cuacanya yang cocok dengan DOC tersebut, selain itu bibit DOC jenis Hyline memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Kekurangannya adalah mahalnya biaya akomodasi dalam pengiriman bibit yang dikarenakan jauhnya jarak antara Banten dengan Solo, selain itu memungkinkan adanya DOC yang mati akibat perjalanan yang jauh tersebut.
2.1.2.      Ketersediaan Pakan
Peternakan CV. THR Farm membuat sendiri pakan yang akan diberikan ke ternak (ayam petelur). Pakan tersebut biasanya dibuat dengan formula tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Ketersediaan pakan seperti jagung, bekatul, dedak, premix, konsentrat dan lain-lainnya didapat dari daerah sekitar peternakan. Bahan-bahan pakan tersebut kemudian dicampur dengan menggunakan mixer sesuai dengan formula yang diinginkan. Pakan yang dihasilkan sebanyak 11 ton/hari, dengan harga Rp 4.500,00/kg.
2.1.3.      Ketersediaan Bahan Baku
Kandang ayam  petelur di THR Farm terbuat dari kayu dan besi, bahan baku tersebut didapat dari toko metrial di daerah sekitar peternakan. Ketersediaan alat-alat perkandangan seperti tempat minum, tempat makan, dan lain-lainnya didapat dari toko peralatan peternakan di daerah sekitar. Kelemahan dari ketersediaan bahan baku tersebut adalah mahalnya biaya akomodasi dalam pembelian peralatan dikarenakan jauhnya lokasi tempat pembelian.
2.2.   Gambaran Proses Sistem Peternakan
2.2.1.      Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan untuk DOC berbeda dengan system perkandangan pada grower dan layer. DOC ditempatkan pada wadah atau diumbar dan diberi lampu penerangan untuk penghangat, sebelum digunakan kandang dibersihkan dan disemprot desinfektan agar bebas dari bakteri berbahaya.
Sistem pelaksanaan perkandangan dara dan ternak produksi sama yaitu kandang batrei dan tumpuk. Setiap kandang berisi sekitar 2000-3000 ekor ayam. Kandang untuk dara dan ternak produktif dibedakan, misal untuk ternak produktif pertama dikandangan pada kandang 1 dan setiap kandang ada catatan produksi telur perhari., sehingga dapat mengetahui hasil yang didapat. Begitu juga dengan kandang untuk ternak produktif yang lainnya.
2.2.2.      Sistem Pemberian Pakan
Pemberian pakan untuk DOC berbeda dengan pemberian pakan pada layer. Pakan yang diberikan untuk DOC tidak dibuat sendiri namun, dibeli dari pabrik yang sudah menjadi langganan THR Farm agar kualitas dan komposisi sama. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pemberian dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari. Pada pagi hari dilakukan 30 % dari jumlah konsumsi pakan, sedangkan sore 70 %
Pemberian pakan untuk  dara (siap panen) dan ternak yang produktif berbeda dengan pemberian pakan pada DOC. Pemberian pakan untuk ternak produktif ada 4 tahapan dan setiap tahapan berbeda kommposisi pakannya misalnya, untuk ternak produksi pertama (dara/ siap panen)  komposisi pemberian pakan yang mengandung protein itu lebih banyak dibandingkan dengan pakan untuk ternak produksi kedua, ketiga dan keempat. Ternak untuk produksi keempat atau mulai tidak berproduksi sampai afkir pakan lebih dikurangi kandunga protein untuk pembentukan telur. Pelaksanaan pemberian pakan sama dengan pemberian pakan untuk DOC dua kali sehari, yang pertama dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dengan porsi pakan30%. Pemberian pakan kedua dilakukan pada siang hari pukul 14.00 dengan porsi pakan 70%.
2.2.3.      Sistem Reproduksi
Pembibitan (breeding) dalam usaha peternakan ayam petelur komersial sangat penting dan sangat perlu mendapat perhatian yang khusus. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan mendapatkan kualitas DOC final stock yang bagus serta menghindari terjadinya inbreeding dalam suatu peternakan. Jika pemeliharaan ayam parent stock kurang baik berdampak buruk pada keturunan yang dihasilkan. Induk teserang penyakit menular maka penyakit tersebut bias ditularkan secara vertikal pada keturunannya
Pemeliharaan ayam bibit di THR Farm pada saat ini menggunakan strain HyLine Brown. Pembelian bibit ini berasal dari banten, dengan harga Rp 7.000/ekor. Menurut narasumber yang kami wawancara, keuntungan dari bibit ini yaitu daya tahannya yang sangat cocok dengan daerah solo, diikuti dengan cara pemeliharaan yang tepat juga. Sedangkan kerugiannya yaitu lokasi pembeliannya yang cukup jauh, sehingga memungkinkan adanya ayam yang mati pada saat sampai di lokasi peternakan.
Kegiatan penimbangan dilakukan saat DOC dating pada setiap kotak, kemudian diambil rata-rata setiap bobot DOC setelah dikurangi berat box. Vaksinasi dilakukan setelah DOC ditimbang, paksin yang dilakukan adalah dengan cara vaksin tetes ke mulut DOC. Setelah semua DOC divaksin, kemudian dilakukan paksin semprot. Lama penyemprotan setiap box adalah 15 detik. Untik menghindari dosis yang berlebihan.
Pemotongan paruh dilakukan pada anak ayam umur 10 hari. Keuntungan pemotongan paruh pada ayam umur muda adalah ayam mudah dipegang, dapat mengurangi pendarahan dan cekaman serta daya hidup anak ayam lebih baik. Tujuan pemotongan paruh adalah menghilangkan sifat kanibal, efisiensi pakan dan memacu pertumbuhan. Paruh dipotong hingga sepertiga bagian dengan menggunakan electric debeaker. Sebelum pemotongan paruh, DOC diberi vitamin K dan antibiotik melalui air minum. Setelah pemotongan paruh, DOC dipuasakan minum selama dua jam dan pakan lima jam. Tujuan pemuasaan ini agar tidak tidak terjadi pendarahan pada mulut ayam.
Penimbangan ayam dilakukan setiap minggunya, dilakukan sebelum ayam diberi makan.Tujuan penimbangan adalah untuk mengetahui  perkembangan bobot ayam setiap minggunya dan tingkat keseragaman ayam pada periode starter dapat dicapai. Anak ayam yang bobot badan kecil dan lemah dipisah pada brooder yang berbeda untuk diberi perlakuan yang intensif.
2.2.4.      Sistem Kesehatan
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi dua macam yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. sedangkan vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Ø  Macam-macam vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Ø  Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
Bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga atau dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bias maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Program pengendalian kesehatan ayam selanjutnya adalah program vaksinasi. Program ini adalah program yang paling sering digunakan dalam mencegah timbulnya penyakit di suatu kawasan peternakan. Program vaksinasi dalam suatu peternakan tidak selalu bersifat statis tapi dinamis. Artinya, tidak baku antara satu perternakan dengan peternakan lainnya, tidak hanya jenis vaksin yang digunakan tetapi program vaksinasinya pun beragam. Biasanya program vaksinasi ini disesuaikan dengan kasus penyakit yang pernah terjadi. Menurut (Wiharto. 1986), bahwa vaksinasi merupakan salah satu diantara berbagai cara yang efektif untuk melindungi individu terhadap serangan berbagai macam jenis penyakit tertentu.
Pencegahan penyakit melalui program vaksinasi pada THR Farm diaplikasikan dengan sangat ketat. Jenis vaksin yang digunakan terdiri dari vaksin live dan vaksin kill yang diperoleh dari Internet, Medion dan yang lainnya sebagai produsen dan SHS, Vaksindo sebagai suplemennya. Pemberian Vaksin ini berfungsi untuk mendapatkan kekebalan untuk jangka waktu tertentu. Kegiatan revaksinasi oleh THR Farm dilakukan satu sampai dua minggu sebelum kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin di dalam tubuh sampai batas minimum. Hal ini dimaksudkan agar anti bodi selalu ada dalam tubuh ayam.
Faktor yang perlu diperhatikan pada saat proses vaksinasi meliputi tanggal pelaksanaan vaksinasi, nama perusahaan dan nomer seri vaksin untuk mengontrol hasil vaksinasi dan administrasi serta memudahkan komplain jika ada masalah dengan vaksin. Nama vaksinator juga dicatat untuk menelusuri bila terjadi kegagalan dalam vaksinasi. Faktor lain yang dilakukan adalah menghindari vaktor yang bisa mematikan vaksin, seperti sinar matahari langsung, panas seperti yang ditimbulkan dari deterjen, bara rokok, desinfektan dan pencampuran vaksin yang tidak benar. Selain itu, vaksinasi dilakukan sesuai dengan prosedur dan penyimpanan vaksin sesuai dengan rekomendasi produsen. Dalam prosedur vaksinasi yang diperhatikan diantaranya memberikan vitamin dan anti stres pada ayam sebelum dan sesudah dilaksanakannya vaksinasi/ tergantung dari kondisi ayam. Setelah selesai vaksinasi, bekas vaksin dimusnahkan dan peralatan yang digunakan selama vaksinasi segera dibersihkan dan direbus.
2.3.   Gambaran Sistem Hilir Agribisnis Peternakan
2.3.1.      Sistem Pengolahan Hasil
Jumlah produksi telur di THR Farm mencapai 6 ton per harinya Telur  diambil 3 kali sehari. Pengambilan dilakukan oleh anak kandang. Telur yang diambila ditampung dalam egg tray. Kemudian dikumpulkan terlebih dahulu didepan kandang untuk selanjutnya di ambil secara bersamaaan untuk dikumpulkan di gudang telur. Setelah tiba digudang telur, setiap satu egg tray ditimbang kemudian diambila berat bersihnya. Satu egg tray berat rata-ratanya 16,5 Kg, dengan berat berat bersih 15 Kg.
Telur yang sudah mengalami penimbangan kemudina dilakukan penyeleksian sesuai bobotnya. . Penyeleksian terhadap telur-telur tersebut yang dibagi kedalam tiga grade. Grade A yaitu telur ayam yang mempunyai berat lebih dari 36 gram, grade B mempunyai berat sekitar 60-70 gram, dan grade C yaitu telur ayam yang kualitasnya jelek, dalam artia kerabangnya ada yang retak. Telur yang sudah diseleksi, dimasukan kedalam egg tray untuk selanjutnya di pasarkan. Eeg tray di perusahaan THR Farm terdiri atas dua jenis, yaitu egg tray yang terbuat dari kardus dan egg tray yang terbuat dari plastik. Setiap eggtray diisi berkapasitas 30 butir telur. Egg tray yang terbuat dari kardus digunakan untuk penjualan ke daerah Jakarta dan Cirebon. Sedsangkan yang terbuat dari plastik untuk penjualan di daerah lokal (Solo Raya).
2.3.2.      Sistem Pemasaran
Program pemasaran dilakukan dengan cara pengiriman langsun kepada konsumen. Pemasaran pertama dilakukan dengan cara system kontrak. Menurut sumber yang kami wawancarai, system in dengan cara pengiriman langsung kepada distribustor, dengan asumsi “habis atau tidak penjualan telur, maka jumlah telur yang diberikan harus dibayar”, tentunya setelah kedua belah pihak mengalami proses negosiasi. Harga penjualan telur perkilonua adalah Rp 13.000 untuk telur grade A dan B, sedangkan Rp 9.000 untuk telur grade C.
Alat transportasi yang digunakan adalah truk dengan kapasitas 1,8 ton, biayanya dengan cara penghitungan perkilogram telur, yaitu Rp 3000 per kilogram. Lokasi pemasaran yaitu daerah lokal (Solo), dan luar kota seperti Jakarta dan Cirebon. Pengiriman telur keluar kota dilakukan tiga kali dalam satu minggu.
2.4.   Gambaran Lembaga Penunjang Sistem Agribisnis
Subsistem lembaga penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintahan (kebijakan fiscal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata ruang, serta kebijakan lainnya). Contohnya distribusi, konsumsi, promosi, dan informasi pasar. Perusahaan CV. THR Fram tidak menggunakan penunjang apapun, hanya menggunakan dengan system langsung ke penjual.


                                                                                                 III.            ANALISIS SITEM EKONOMI AGRIBISNIS

3.1.   Daftar Investasi
No.
Jenis
Jumlah
Umur Ekonomis (thn)
Nilai Baru (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp)
1.
Kandang
53
15
3.710.000.000
10.000.000
247.000.000
2.
Ternak Produktif
`95.000
2
4.275.000.000
50.000.000
2.112.500.000
3.
Tempat Pakan
250
5
2.500.000
10.000
498.000
4.
Mixer Pakan
1
20
30.000.000
5.000.000
1.250.000
5.
Pipa Paralon
100
5
2.000.000
10.000
398.000
6.
Egg Tray
450
5
4.500.000
10.000
898.000
7.
Peralatan pembersih kandang
50
5
5.000.000
10.000
998.000
8.
Gudang
3
15
200.000.000
20.000.000
12.000.000
9.
Kantor
2
15
100.000.000
5.000.000
95.000.000
Jumlah
8.329.000.000
135.040.000
2.470.542.000
3.2.   Biaya Tetap dan Biaya Variabel
1.      Biaya Tetap
·         Penyusutan                           : Rp 2.470.542.000
·         Tenaga Kerja Tetap              : Rp    500.000.000
·         DOC                                                : Rp    750.000.000
·         Listrik                                   : Rp      12.000.000
·         Sewa Lahan                         : Rp 3.000.000.000 +
: Rp 6.732.542.000
2.      Biaya Variabel
·         Pakan                                   : Rp 18.067.500.000
·         Vaksin                                  : Rp      300.000.000
·         Biaya tak terduga     `           : Rp        12.000.000
·         Obat-obatan                         : Rp      300.000.000 +
: Rp 18.679.500.000

3.      Total Biaya
Total Biaya   = Biaya Tetap + Biaya Variabel
                     = Rp 6.732.542.000 + Rp 18.679.500.000
                     = Rp 25.412.042.000
3.3.   Penerimaan dan Pendapatan
1.      Penerimaan
Penerimaan Hasil Produksi
No
Pemasukan
Perhitungan
Jumlah
1.
Telur
6000kg*360 hari* Rp 13.000
Rp 28.080.000.000
2.
Ayam Pullet
20000ekor*Rp 45.000
Rp      900.000.000
3.
Ayam Afkir
6000ekor*Rp 15.000
Rp        90.000.000
3.
Kotoran Ayam
45kg*Rp 2.700*336hari
Rp        40.824.000
Jumlah
Rp 29.110.824.000
2.      Pendapatan
Pendapatan  = Penerimaan – Total Biaya
                     = Rp 29.110.824.000 – Rp 25.412.042.000
                     = Rp 3.698.782.000
3.4.   Efisiensi Biaya
R/C Ratio            = 
                  =
                  = 1,15
Hasil analisis menyatakan bahwa R/C > lebih dari 1 berarti penggunaan biaya sudah efisien yaitu memperoleh keuntungan dari usaha tersebut, sedangkan jika R/C Ratio = 1, penggunaan biaya belum efisien (tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian) dan R/C Ratio < 1, penggunaan biaya tidak efisien (usaha tersebut tidak efisien yaitu memperoleh kerugian).
3.5.   Rentabilitas
Rentabilitas          =
=
=  44,4 %
Hasil analisis menyatakan bahwa rentabilitas > lebih dari 12% (buang modal) berarti penggunaan biaya sudah efisien yaitu memperoleh keuntungan dari usaha tersebut, sedangkan jika rentabilitas = 1, penggunaan biaya belum efisien (tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian) dan rentabilitas < 12%, penggunaan biaya tidak efisien (usaha tersebut tidak efisien yaitu memperoleh kerugian).
3.6.   Break Even Point
BEP Volume Produksi    =
=
= 1547 kg
BEP Harga          =
=
=
                                    =  Rp 20.097.140.300












                                                                                                          IV.            KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1.   Kesimpulan
Usaha peternakan di CV. THR Farm termasuk usaha yang tergolong usaha yang efisien dan termasuk usaha yang menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil efisiensi biaya yang lebih dari 1 dan juga dari rentabilitas yang lebih dari 12%.
4.2.   Rekomendasi
1.      Diperlukan lembaga penunjang agar pendapatan lebih besar.
2.      Kualitas produk seperti telur harus dijaga.
3.      Kesehatan ayam harus dijaga agar produksi telur tidak menurun.




















DAFTAR PUSTAKA


Hanafi, Riezwan. 2012. Ruang Lingkup dan Sistem Agribisnis. http://riezwanhanafi.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup-dan-sistem-agribisnis.html.

Ismy, Nugraheni. 2012. Kegiatan Subsistem Agribisnis Hulu (Agribisnis Kambing Etawa). http://nugraheniismyname.wordpress.com/2012/08/17/kegiatan-subsistemagribisnis-hulu-agribisnis-kambing-etawa/.

1 komentar:

  1. Mas Bro,

    Maaf mau Tanya rumus dan hasil untuk :
    1. Rentabilitas
    2. BEP Volume Produksi
    3. BEP Harga
    Thank's

    BalasHapus