I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Manajemen
agribisnis adalah seperangkat keputusan untuk mendukung proses agribisnis,
mulai dari keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian, hingga evaluasi kegiatan agribisnis. Penerapan fungsi-fungsi
manajemen dalam agribisnis berbeda dengan dengan penerapan dalam bisnis.
Perbedaan tersebut didasarkan pada banyaknya karakteristik khusus usaha, skala
usaha, jenis komoditas, dan variasi-variasi lainya yang terdapat pada
agribisnis. Jenis usaha yang dikunjungi merupakan jenis perusahaan ayam
petelur, dimana manajemennya.
Berdasarkan
macam kegiatan yang ada pada agribisnis peternakan, maka manajemen agribisnis
usaha tani ternak dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu :
manajemen produksi dalam usaha produksi peternakan, manajemen produksi dalam
usaha penanganan dan pengolahan produk peternakan, menejemen pemasaran dan
distribusi produk, manajemen resiko, manajemen tekhnologi, dan manajemen
kelembagaan pendukung agribisnis.
Perusahaan
ayam petelur merupakan salah satu komoditas usaha yang cukup tinggi di
indonesia, dengan ketersediaan bahan-bahan yang ada seperti pembibitan, DOC,
pakan dan lahan yang memadai, membuat banyak peternakan ayam petelur
diindonesia, namun peternakan tersebut masih peternakan tradisional dan sistem
manajemennya masih belum tertata, dengan adanya praktikum manajemen agribisnis
peternakan ini agar mampu memahami dan mengerti manajemen yang baik agar
perusahaan tersebut dapat berjalan dengan sesuai harapan.
1.2.
Tujuan
1. Mengetahui
kondisi dari suatu peternakan, khususnya ayam ras petelur.
2. Mengetahui
sistem menajemen yang digunakan dalam suatu perusahaan.
3. Mengetahui
peluang agribisnis dari peternakan.
4. Mengetahui
sistem hulu dan hilir agribisnis peternakan.
5. Mengetahui
sistem pemasaran dan lembaga penujang agribisnis peternakan.
1.3.
Waktu
dan Tempat
Praktikum manajemen
agribisnis dilakukan pada Sabtu, tanggal 8 Desember 2012, pukul 08.00 – 11.00.
Perusahaan yang dikunjungi adalah CV. THR FARM, Solo.
II.
PROFIL AGRIBISNIS CV. THR FARM
Konsep
“perusahaan dan sistem agribisnis” terdiri atas subsistem agribisnis hulu
(perusahaan pengadaan dan penyaluran sarana produksi), subsistem agribisnis
tengah (perusahaan usahatani), subsistem agribisnis hilir (perusahaan
pengolahan hasil atau agroindustri dan perusahaan pemasaran hasil), serta
subsistem jasa penunjang (lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan
pelayanan informasi agribisnis, penelitian kaji tetap, kebijakan pemerintah,
dan asuransi agribisnis) perusahaan atau lembaga bisnis. Perusahaan agribisnis
harus dapat bekerja secara efisien, selain itu juga diperlukan hubungan
kebersamaan dan saling ketergantungan dalam suatu sistem untuk lebih
meningkatkan efisiensi usaha dan mencapai tujuan agribisnis (Ismy, 2012).
2.1.
Gambaran
Sistem Hulu Agribisnis Peternakan
Subsistem
agribisnis hulu (upstream agribusiness) adalah kegiatan ekonomi yang
menyediakan saran produksi bagi pertanian, seperti industry dan perdagangan
agrokimia (pupuk, pestisida, dan lain-lain), industry agrootomotif (mesin dan
peralatan), dan industri benih atau bibit (Hanafi, 2012).
Subsistem agribisnis hulu menyangkut kegiatan pengadaan
dan penyaluran sarana produksi ternak, yang pada prinsipnya mencakup kegiatan:
perencanaan dari sarana produksi ternak, teknologi, sumberdaya, agar penyediaan
sarana produksiternak memenuhi kriteria-kriteria :
·
Tepat waktu
·
Tepat jumlah
·
Tepat jenis
·
Tepat mutu
·
Tepat produk
·
Terjangkau oleh
daya beli (Edy, dkk, 1998).
2.1.1.
Ketersediaan
Bibit
Bibit yang digunakan
pada peternakan CV. THR Farm didapat dari Banten. Peternakan CV. THR Farm membeli
bibit DOC ayam petelur jenis Hyline yang harganya sekitar Rp 7.000,00/ekor. Pembelian
bibit ini, memiliki keunggulan maupun kekurangan. Keunggulannya adalah bibit
jenis Hyline lebih cocok dikembangbiakan di daerah Solo dikarenakan iklim dan
cuacanya yang cocok dengan DOC tersebut, selain itu bibit DOC jenis Hyline
memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Kekurangannya adalah mahalnya biaya akomodasi
dalam pengiriman bibit yang dikarenakan jauhnya jarak antara Banten dengan Solo,
selain itu memungkinkan adanya DOC yang mati akibat perjalanan yang jauh
tersebut.
2.1.2.
Ketersediaan
Pakan
Peternakan
CV. THR Farm membuat sendiri pakan yang akan diberikan ke ternak (ayam
petelur). Pakan tersebut biasanya dibuat dengan formula tertentu sesuai dengan
yang diinginkan. Ketersediaan pakan seperti jagung, bekatul, dedak, premix,
konsentrat dan lain-lainnya didapat dari daerah sekitar peternakan. Bahan-bahan
pakan tersebut kemudian dicampur dengan menggunakan mixer sesuai dengan formula
yang diinginkan. Pakan yang dihasilkan sebanyak 11 ton/hari, dengan harga Rp
4.500,00/kg.
2.1.3.
Ketersediaan
Bahan Baku
Kandang
ayam petelur di THR Farm terbuat dari
kayu dan besi, bahan baku tersebut didapat dari toko metrial di daerah sekitar
peternakan. Ketersediaan alat-alat perkandangan seperti tempat minum, tempat
makan, dan lain-lainnya didapat dari toko peralatan peternakan di daerah
sekitar. Kelemahan dari ketersediaan bahan baku tersebut adalah mahalnya biaya
akomodasi dalam pembelian peralatan dikarenakan jauhnya lokasi tempat
pembelian.
2.2.
Gambaran
Proses Sistem Peternakan
2.2.1.
Sistem
Perkandangan
Sistem perkandangan
untuk DOC berbeda dengan system perkandangan pada grower dan layer. DOC
ditempatkan pada wadah atau diumbar dan diberi lampu penerangan untuk
penghangat, sebelum digunakan kandang dibersihkan dan disemprot desinfektan
agar bebas dari bakteri berbahaya.
Sistem pelaksanaan
perkandangan dara dan ternak produksi sama yaitu kandang batrei dan tumpuk.
Setiap kandang berisi sekitar 2000-3000 ekor ayam. Kandang untuk dara dan
ternak produktif dibedakan, misal untuk ternak produktif pertama dikandangan
pada kandang 1 dan setiap kandang ada catatan produksi telur perhari., sehingga
dapat mengetahui hasil yang didapat. Begitu juga dengan kandang untuk ternak
produktif yang lainnya.
2.2.2.
Sistem
Pemberian Pakan
Pemberian
pakan untuk DOC berbeda dengan pemberian pakan pada layer. Pakan yang diberikan
untuk DOC tidak dibuat sendiri namun, dibeli dari pabrik yang sudah menjadi
langganan THR Farm agar kualitas dan komposisi sama. Pemberian pakan dilakukan
dua kali sehari, pemberian dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari. Pada pagi
hari dilakukan 30 % dari jumlah konsumsi pakan, sedangkan sore 70 %
Pemberian
pakan untuk dara (siap panen) dan ternak
yang produktif berbeda dengan pemberian pakan pada DOC. Pemberian pakan untuk
ternak produktif ada 4 tahapan dan setiap tahapan berbeda kommposisi pakannya
misalnya, untuk ternak produksi pertama (dara/ siap panen) komposisi pemberian pakan yang mengandung
protein itu lebih banyak dibandingkan dengan pakan untuk ternak produksi kedua,
ketiga dan keempat. Ternak untuk produksi keempat atau mulai tidak berproduksi
sampai afkir pakan lebih dikurangi kandunga protein untuk pembentukan telur.
Pelaksanaan pemberian pakan sama dengan pemberian pakan untuk DOC dua kali
sehari, yang pertama dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dengan porsi
pakan30%. Pemberian pakan kedua dilakukan pada siang hari pukul 14.00 dengan
porsi pakan 70%.
2.2.3.
Sistem
Reproduksi
Pembibitan
(breeding) dalam usaha peternakan ayam petelur komersial sangat penting dan
sangat perlu mendapat perhatian yang khusus. Hal ini dilakukan untuk menjaga
dan mendapatkan kualitas DOC final stock yang bagus serta menghindari
terjadinya inbreeding dalam suatu peternakan. Jika pemeliharaan ayam parent
stock kurang baik berdampak buruk pada keturunan yang dihasilkan. Induk
teserang penyakit menular maka penyakit tersebut bias ditularkan secara vertikal
pada keturunannya
Pemeliharaan
ayam bibit di THR Farm pada saat ini menggunakan strain HyLine Brown. Pembelian
bibit ini berasal dari banten, dengan harga Rp 7.000/ekor. Menurut narasumber
yang kami wawancara, keuntungan dari bibit ini yaitu daya tahannya yang sangat
cocok dengan daerah solo, diikuti dengan cara pemeliharaan yang tepat juga.
Sedangkan kerugiannya yaitu lokasi pembeliannya yang cukup jauh, sehingga
memungkinkan adanya ayam yang mati pada saat sampai di lokasi peternakan.
Kegiatan
penimbangan dilakukan saat DOC dating pada setiap kotak, kemudian diambil
rata-rata setiap bobot DOC setelah dikurangi berat box. Vaksinasi dilakukan
setelah DOC ditimbang, paksin yang dilakukan adalah dengan cara vaksin tetes ke
mulut DOC. Setelah semua DOC divaksin, kemudian dilakukan paksin semprot. Lama
penyemprotan setiap box adalah 15 detik. Untik menghindari dosis yang
berlebihan.
Pemotongan
paruh dilakukan pada anak ayam umur 10 hari. Keuntungan pemotongan paruh pada
ayam umur muda adalah ayam mudah dipegang, dapat mengurangi pendarahan dan
cekaman serta daya hidup anak ayam lebih baik. Tujuan pemotongan paruh adalah
menghilangkan sifat kanibal, efisiensi pakan dan memacu pertumbuhan. Paruh dipotong
hingga sepertiga bagian dengan menggunakan electric debeaker. Sebelum
pemotongan paruh, DOC diberi vitamin K dan antibiotik melalui air minum.
Setelah pemotongan paruh, DOC dipuasakan minum selama dua jam dan pakan lima
jam. Tujuan pemuasaan ini agar tidak tidak terjadi pendarahan pada mulut ayam.
Penimbangan ayam
dilakukan setiap minggunya, dilakukan sebelum ayam diberi makan.Tujuan
penimbangan adalah untuk mengetahui
perkembangan bobot ayam setiap minggunya dan tingkat keseragaman ayam
pada periode starter dapat dicapai. Anak ayam yang bobot badan kecil dan lemah
dipisah pada brooder yang berbeda untuk diberi perlakuan yang intensif.
2.2.4.
Sistem
Kesehatan
Vaksinasi merupakan salah satu cara
pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan
tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit.
Vaksin dibagi menjadi dua macam yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin
aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih
lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. sedangkan vaksin inaktif, adalah
vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah
struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang
ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Ø Macam-macam
vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan
Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan
Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk
Marek.
Ø Persyaratan
dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
Bangunan kandang dapat berguna
secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu
kandang selalu dibersihkan dan dijaga atau dicek apabila ada bagian yang rusak
supaya segera diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bias
maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Program
pengendalian kesehatan ayam selanjutnya adalah program vaksinasi. Program ini
adalah program yang paling sering digunakan dalam mencegah timbulnya penyakit
di suatu kawasan peternakan. Program vaksinasi dalam suatu peternakan tidak
selalu bersifat statis tapi dinamis. Artinya, tidak baku antara satu
perternakan dengan peternakan lainnya, tidak hanya jenis vaksin yang digunakan
tetapi program vaksinasinya pun beragam. Biasanya program vaksinasi ini
disesuaikan dengan kasus penyakit yang pernah terjadi. Menurut (Wiharto. 1986),
bahwa vaksinasi merupakan salah satu diantara berbagai cara yang efektif untuk
melindungi individu terhadap serangan berbagai macam jenis penyakit tertentu.
Pencegahan
penyakit melalui program vaksinasi pada THR Farm diaplikasikan dengan sangat
ketat. Jenis vaksin yang digunakan terdiri dari vaksin live dan vaksin kill
yang diperoleh dari Internet, Medion dan yang lainnya sebagai produsen dan SHS,
Vaksindo sebagai suplemennya. Pemberian Vaksin ini berfungsi untuk mendapatkan
kekebalan untuk jangka waktu tertentu. Kegiatan revaksinasi oleh THR Farm
dilakukan satu sampai dua minggu sebelum kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin
di dalam tubuh sampai batas minimum. Hal ini dimaksudkan agar anti bodi selalu
ada dalam tubuh ayam.
Faktor yang
perlu diperhatikan pada saat proses vaksinasi meliputi tanggal pelaksanaan
vaksinasi, nama perusahaan dan nomer seri vaksin untuk mengontrol hasil
vaksinasi dan administrasi serta memudahkan komplain jika ada masalah dengan
vaksin. Nama vaksinator juga dicatat untuk menelusuri bila terjadi kegagalan
dalam vaksinasi. Faktor lain yang dilakukan adalah menghindari vaktor yang bisa
mematikan vaksin, seperti sinar matahari langsung, panas seperti yang
ditimbulkan dari deterjen, bara rokok, desinfektan dan pencampuran vaksin yang tidak
benar. Selain itu, vaksinasi dilakukan sesuai dengan prosedur dan penyimpanan
vaksin sesuai dengan rekomendasi produsen. Dalam prosedur vaksinasi yang
diperhatikan diantaranya memberikan vitamin dan anti stres pada ayam sebelum
dan sesudah dilaksanakannya vaksinasi/ tergantung dari kondisi ayam. Setelah
selesai vaksinasi, bekas vaksin dimusnahkan dan peralatan yang digunakan selama
vaksinasi segera dibersihkan dan direbus.
2.3.
Gambaran
Sistem Hilir Agribisnis Peternakan
2.3.1.
Sistem
Pengolahan Hasil
Jumlah produksi telur
di THR Farm mencapai 6 ton per harinya Telur
diambil 3 kali sehari. Pengambilan dilakukan oleh anak kandang. Telur
yang diambila ditampung dalam egg tray. Kemudian dikumpulkan terlebih dahulu
didepan kandang untuk selanjutnya di ambil secara bersamaaan untuk dikumpulkan
di gudang telur. Setelah tiba digudang telur, setiap satu egg tray ditimbang
kemudian diambila berat bersihnya. Satu egg tray berat rata-ratanya 16,5 Kg,
dengan berat berat bersih 15 Kg.
Telur yang sudah
mengalami penimbangan kemudina dilakukan penyeleksian sesuai bobotnya. .
Penyeleksian terhadap telur-telur tersebut yang dibagi kedalam tiga grade.
Grade A yaitu telur ayam yang mempunyai berat lebih dari 36 gram, grade B
mempunyai berat sekitar 60-70 gram, dan grade C yaitu telur ayam yang
kualitasnya jelek, dalam artia kerabangnya ada yang retak. Telur yang sudah
diseleksi, dimasukan kedalam egg tray untuk selanjutnya di pasarkan. Eeg tray
di perusahaan THR Farm terdiri atas dua jenis, yaitu egg tray yang terbuat dari
kardus dan egg tray yang terbuat dari plastik. Setiap eggtray diisi
berkapasitas 30 butir telur. Egg tray yang terbuat dari kardus digunakan untuk
penjualan ke daerah Jakarta dan Cirebon. Sedsangkan yang terbuat dari plastik
untuk penjualan di daerah lokal (Solo Raya).
2.3.2.
Sistem
Pemasaran
Program pemasaran
dilakukan dengan cara pengiriman langsun kepada konsumen. Pemasaran pertama
dilakukan dengan cara system kontrak. Menurut sumber yang kami wawancarai,
system in dengan cara pengiriman langsung kepada distribustor, dengan asumsi
“habis atau tidak penjualan telur, maka jumlah telur yang diberikan harus
dibayar”, tentunya setelah kedua belah pihak mengalami proses negosiasi. Harga
penjualan telur perkilonua adalah Rp 13.000 untuk telur grade A dan B,
sedangkan Rp 9.000 untuk telur grade C.
Alat transportasi yang
digunakan adalah truk dengan kapasitas 1,8 ton, biayanya dengan cara
penghitungan perkilogram telur, yaitu Rp 3000 per kilogram. Lokasi pemasaran
yaitu daerah lokal (Solo), dan luar kota seperti Jakarta dan Cirebon.
Pengiriman telur keluar kota dilakukan tiga kali dalam satu minggu.
2.4.
Gambaran
Lembaga Penunjang Sistem Agribisnis
Subsistem
lembaga penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi
agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan,
lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintahan (kebijakan
fiscal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata ruang, serta
kebijakan lainnya). Contohnya distribusi, konsumsi, promosi, dan informasi
pasar. Perusahaan CV. THR Fram tidak menggunakan penunjang apapun, hanya
menggunakan dengan system langsung ke penjual.
III.
ANALISIS
SITEM EKONOMI AGRIBISNIS
3.1.
Daftar
Investasi
No.
|
Jenis
|
Jumlah
|
Umur
Ekonomis (thn)
|
Nilai
Baru (Rp)
|
Nilai
Sisa (Rp)
|
Penyusutan
(Rp)
|
1.
|
Kandang
|
53
|
15
|
3.710.000.000
|
10.000.000
|
247.000.000
|
2.
|
Ternak
Produktif
|
`95.000
|
2
|
4.275.000.000
|
50.000.000
|
2.112.500.000
|
3.
|
Tempat Pakan
|
250
|
5
|
2.500.000
|
10.000
|
498.000
|
4.
|
Mixer Pakan
|
1
|
20
|
30.000.000
|
5.000.000
|
1.250.000
|
5.
|
Pipa Paralon
|
100
|
5
|
2.000.000
|
10.000
|
398.000
|
6.
|
Egg Tray
|
450
|
5
|
4.500.000
|
10.000
|
898.000
|
7.
|
Peralatan
pembersih kandang
|
50
|
5
|
5.000.000
|
10.000
|
998.000
|
8.
|
Gudang
|
3
|
15
|
200.000.000
|
20.000.000
|
12.000.000
|
9.
|
Kantor
|
2
|
15
|
100.000.000
|
5.000.000
|
95.000.000
|
Jumlah
|
8.329.000.000
|
135.040.000
|
2.470.542.000
|
3.2.
Biaya
Tetap dan Biaya Variabel
1.
Biaya
Tetap
·
Penyusutan : Rp 2.470.542.000
·
Tenaga Kerja Tetap : Rp 500.000.000
·
DOC :
Rp 750.000.000
·
Listrik : Rp 12.000.000
·
Sewa Lahan : Rp 3.000.000.000 +
: Rp 6.732.542.000
2.
Biaya
Variabel
·
Pakan : Rp 18.067.500.000
·
Vaksin : Rp 300.000.000
·
Biaya tak terduga ` :
Rp 12.000.000
·
Obat-obatan : Rp 300.000.000
+
: Rp 18.679.500.000
3.
Total
Biaya
Total Biaya =
Biaya Tetap + Biaya Variabel
=
Rp 6.732.542.000 + Rp 18.679.500.000
=
Rp 25.412.042.000
3.3.
Penerimaan
dan Pendapatan
1.
Penerimaan
Penerimaan Hasil Produksi
|
|||
No
|
Pemasukan
|
Perhitungan
|
Jumlah
|
1.
|
Telur
|
6000kg*360 hari* Rp 13.000
|
Rp 28.080.000.000
|
2.
|
Ayam Pullet
|
20000ekor*Rp 45.000
|
Rp
900.000.000
|
3.
|
Ayam Afkir
|
6000ekor*Rp 15.000
|
Rp
90.000.000
|
3.
|
Kotoran Ayam
|
45kg*Rp 2.700*336hari
|
Rp 40.824.000
|
Jumlah
|
Rp 29.110.824.000
|
2.
Pendapatan
Pendapatan =
Penerimaan – Total Biaya
=
Rp
29.110.824.000 – Rp 25.412.042.000
=
Rp 3.698.782.000
3.4.
Efisiensi
Biaya
R/C Ratio =
=
= 1,15
Hasil analisis menyatakan
bahwa R/C > lebih dari 1 berarti penggunaan biaya sudah efisien yaitu
memperoleh keuntungan dari usaha tersebut, sedangkan jika R/C Ratio = 1,
penggunaan biaya belum efisien (tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian) dan
R/C Ratio < 1, penggunaan biaya tidak efisien (usaha tersebut tidak efisien
yaitu memperoleh kerugian).
3.5.
Rentabilitas
Rentabilitas =
=
= 44,4 %
Hasil
analisis menyatakan bahwa rentabilitas > lebih dari 12% (buang modal)
berarti penggunaan biaya sudah efisien yaitu memperoleh keuntungan dari usaha
tersebut, sedangkan jika rentabilitas = 1, penggunaan biaya belum efisien
(tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian) dan rentabilitas < 12%,
penggunaan biaya tidak efisien (usaha tersebut tidak efisien yaitu memperoleh
kerugian).
3.6.
Break
Even Point
BEP Volume Produksi =
=
=
1547 kg
BEP
Harga =
=
=
=
Rp 20.097.140.300
IV.
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
4.1.
Kesimpulan
Usaha
peternakan di CV. THR Farm termasuk usaha yang tergolong usaha yang efisien dan
termasuk usaha yang menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Hal tersebut
dapat diketahui dari hasil efisiensi biaya yang lebih dari 1 dan juga dari
rentabilitas yang lebih dari 12%.
4.2.
Rekomendasi
1. Diperlukan
lembaga penunjang agar pendapatan lebih besar.
2. Kualitas
produk seperti telur harus dijaga.
3. Kesehatan
ayam harus dijaga agar produksi telur tidak menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Riezwan. 2012. Ruang Lingkup dan
Sistem Agribisnis. http://riezwanhanafi.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup-dan-sistem-agribisnis.html.
Ismy, Nugraheni. 2012. Kegiatan Subsistem Agribisnis
Hulu (Agribisnis Kambing Etawa). http://nugraheniismyname.wordpress.com/2012/08/17/kegiatan-subsistemagribisnis-hulu-agribisnis-kambing-etawa/.
Mas Bro,
BalasHapusMaaf mau Tanya rumus dan hasil untuk :
1. Rentabilitas
2. BEP Volume Produksi
3. BEP Harga
Thank's